Jumat, 25 Januari 2013

Dahulu.. mereka seperti kita








dahulu,,
beberapa puluh tahun yang lalu..
mereka adalah kita (pemudi),
dengan segala sanjungan yang tersemat,,
tapi..
akankah kita merasakan menjadi mereka?
hanya Allah yang tahu,,


ba'da muter-muter cilongok,
ba'da bertemu dengan banyaknya mereka,
ba'da, melihat senyum semangat mereka yang terpancar..
meski senja, meski dengan segala keterbasan sebagai mereka,
'ala kulli haal,
ah,, Allah,
kembali Engkau mengusap lembut jiwa bebal ku
:')

Me-rintik


Adalah hujan,
Yang membersihkan dedebu masa,
Adalah hujan,
Yang menyejukkan jejalan yang memanas,
Ya. hujan..
Ia mendinginkan suhu yang tengah memuncak,
Dan hujan-lah,
Yang menghanyutkan sesampah yang terseak,
Sebab hujan pula,
Tetandur itu menyubur,
Seberkas senyum menyungging,

Karena hujanlah..
Kini aku tergugu akan nya,
Senyata sebentuk berkah,
Sejati sebuah nikmat,
Sebentuk kesyukuran atas kering yang berlalu,
Lamun,
Hujan pula yang menghadirkan tangis lara,
Hujan pula yang mencipta duka,
Ya..
Bukan salahnya,
Ia hanya sebentuk perintah,
Sedang tangis lara yang menduka itu..
Adalah sebabnya lalai

Rabu, 23 januari 2013…
Sore hari, saat hujan mengguyur bumi ^^

Kamis, 24 Januari 2013

94 : 5


Fa inna ma’al ‘usri yusraa,,
“karena sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(94:5)
melihat kejadian hari ini,
Serasa di giring Allah untuk kembali mentadaburi ayat Nya yang satu ini..
Mungkin sudah pada mafhum, dan pada hafal diluar kepala tentang isi salah satu surah dalam Qur’an ini,
Tapi..
Meyakini apa yang ada di dalamnya,
Memahami dengan sangat baik maknanya,
Butuh di gembleng berkali-kali, (karena sering lupa nya daripada ingetnya kali ya..)
Hingga tak keluar dari mulut kita “otak ku sudah buntu” atau “udah berkali-kali ku coba, tapi gak bisa” atau “aku gak punya solusi” atau “gak kuat ya Allah, gak kuat” dan atau atau yang lainnya,
hingga dunia dan seisinya serasa menghimpit sesak,

dan bahwa,
Dia telah dan selalu menciptakan satu paket pelajaran untuk hamba Nya.
Masalah + solusi,
Tidak.. tidak.. koreksi..
Masalah + beberapa solusi,

Yakin (harus),
Sekenario Nya tak akan pernah luput untuk mendampingi 1 manusia dengan berjuta kemudahan.
Tetap dengan syarat : husnudzan billah, optimis akan janji Nya.





Allah,
‘ala kulli hal,
Alhamdulillah.. :’)

Rabu, 23 Januari 2013

Berbagi dan.. (Membagi)


Ke-kangen-an menumpahkan kelelahan di Perpustakaan daerah akhirnya tercapai juga. Setelah mondar mandir ngurus surat perijinan penelitian di Bapedda dan ke cilongok, akhirnya badan ini melabuhkan diri di sebuah bangunan sederhana di kawasan jalan gatot soebroto, kota purwokerto.

Berkat pengalaman ketidak sengajaan mampir ke bangunan berlantai satu ini, ketika menanti jadi-nya surat perijinan, dan menemukan sebuah buku yang cukup menarik perhatian “Istana Kedua”.
Sepertinya menarik, secara, penulisnya juga bukan orang sembarangan, Asma Nadia.
Finally, aku kuatkan tekad untuk meminjam buku ini esok hari (red : hari ini). Hehehe.. (agak lebay)

Juga berkat alasan ke-kangen-an membaca buku2 fiksi. Yaaa.. secara, selama 4,5 tahun bergulat di dunia perkampusan, buku fiksi yang sukses ku lahap hanya bisa di hitung jari. Whhaattt?? sok-sokan jadi mahasiswa intelek (ceritanya), jadi beruhasa melahap buku2 yang non fiksi, yang berat-berat (ukuran boleh kecil, tapi isinya…hmmm, cukup bikin otak keringetan membacanya). Well, brusaha mempraktekkan “bacalah apa yang kau butuhkan, bukan hanya yang kau inginkan”. Yaahh, dan menurutku, sekali lagi, ini menurutku lho ya, novel, dan karya2 fiksi lainnya masuk ke dalam kategori “yang dinginkan”.

Tapi, kesukaan terhadap karya fiksi tetap tak memudar, terutama novel-novel yang punya bobot dari penulis2 berbobot (bukan endut lho ya.. V^^).

Istana Kedua.
Ini novel pertama yang ku baca dalam sejarah per-sekripsi-an.
Bukunya kecil, ukurannya kayak novel-novel Mira W. Gak tebel juga, tapi cukup tebel bobotnya..
Ini novel khusus dewasa, karena isinya juga dewasa, hehe.. maksudnya ini novel bercerita tentang kehidupan pernikahan dan setelah pernikahan. So, recommended banget buat yang mau melanjutkan ke jenjang ini, (termasuk aku, hehehe… :p, Aamiin )

Oke, ini beberapa cuplikan dalam “Istana Kedua” (dengan beberapa editan).

Senin, 21 Januari 2013

NostalGiLLaa


Gimana.. gimana.. gimana..
Temanku sekarang gimana..
(alamat palsunya mbak ting ting ^^)

Haha..
Lagi gak jelas..
Lagi nostalgila ceritanyaa..
Kemarin,
Pas ke nikahan temen SMP, pas ketemu beberapa temen SMP juga disana,
Sempet berfikir, hmmm.. konco-konco SMP yang lainnya gimana kabarnya ya sekarang??
Kangeenn merekaa..
Kangen dengan kisah-kisah ku dahulu bersama mereka..

Minggu, 20 Januari 2013

EksternaL..


Hari ini,,
Allahu akbar,,
Rasa-rasanya ingin curhaaatt ceritaaa terus..
Kayaknya hati udah gak kuat nampung apapun jenis perasaan.
Ya seneng, ya terharu, ya bahagia, ya sedih, ya gundah, dan ya ya yang lainnya – bekaus, Allah menciptakan banyak rasa di dunia ini ^^ -

Maha suci Allah,
Dia-lah yang menggenggam hati manusia,
Dia pula yang membolak-balikannya,
Bisa jadi, ya bisa jadi.. Pagi sedih, Siang senang, sore nangis-nangis, dan malem ketawa ketiwi..
Subhanallah..
Begitulah,
kita – manusia – memang tak pernah punya andil apa2 dalam hidup kita sendiri,
(ini kata mbak yurisa di secangkirmakna)
Hmm,, bener banget!! Sepakat tingkat dewa!!
Daann kapan-kapan kita bahas tentang ini (sumpee,, pengen bikin catatan khusus untuk tagline mbak yurisa tadi ^^)
***
Betewe,, pembukaannya cukup panjang ya,, ^^ 
Okee,, Kali ini,
Alhamdulillah,, Alhamdulillah ya Allah..
Entah ya, rasanya sangat terharu, sangaaaatt bahagia, bersyukur sama Allah, Di saat-saat menggalau skripsi, di saat merasa sendiri (secara,, udah ditinggal temen2 wisuda.. hehe). Iya tau, ini bukan keluhan kok,, saya sendiri yakin dan sangat yakin tingkat dewa, bahwa wisuda itu urusan masing-masing. Allah sudah merencanakan waktunya untuk kita, tinggal dikuatin ikhtiar, do’a dan tawakalnya.
Nah, point pentingnya disini adalah faktor eskternal yang Allah kasih..
Alhamdulillah,
Masih diberi cadangan sabar hingga detik ini (tunggu tunggu.. ini kan faktor internal,, hihii,, gapapa deh,, :p)
Masih diberi kawan2 yang menyemangati..
Do’a dari orang2 yang tak saya faham satu-satu siapa saja (syukran, jazakumullah :’) )
Kalimat-kalimat ber-api yang lebih sering saya anggap sindiran (huhu.. maaf maaf),
Adik-adik lingkaran yang Allah amanahkan,
Keluarga yang sebegitu getol sekali memberi aura hebat untuk menyelesaikan perkara ini (baca : skripsi) – jazakumullah :’)
Dan apapun dari Nya, apapun.. yang pada intinya, Energi dari faktor eksternal inilah yang sangat kurasakan,
Ya,, dibanding sama faktor internal diri sendiri yang sangat jauh dari kata maksimal, masih sering malesnya daripada rajinnya, yang masih sering putus asa-nya daripada semangatnya,
Hwaaaa.. Allah, terimakasih..


Bisa jadi,
KESSUKSESAN mu adalah berkat orang-orang shalih yang ada disekitarmu,
do’a mereka, ingatan mereka akan mu,
yang membuat Allah berkenan memudahkan jalan bagimu,
dan siapa tau,
do’a mu tak pernah sampai pada Allah..

#tak hanya menghujam, kalimat ini begitu membekas.. T.T

Sesadar Menyengaja


Bagaimana rasanya jadi orang yang mengecewakan?
Yaaaa Me-nge-ce-wa-kan,
Bukan di-ke-ce-wa-kan

Duh Gusti Pangeran..
Membuat dosa lagi (dari sekian banyak dosa yang lebih banyak disengajanya daripada tak sengajanya).   
;’(

Kamis, 10 Januari 2013

Mari berbicara "Ikhlas"


Lagi..
Dapet kalimat yang menohok,

“Allah, Betapa sulitnya..
menjadikan Engkau satu-satunya saja,,
di setiap helaan nafas,
di tengah canda dan tangisku,
di sela skripsiku,
di sela amanahku,
bahkan di setiap berdiri shalatku
.”
#secangkir makna


Hemmm..
Ya, kalau bicara niat, ini bahasan yang gak akan pernah selesai. Why?
Karena tabiat niat atau simpelnya keikhlasan (just for Alloh) itu juga gak akan pernah kelar meski amal udah kelar duluan.

Tau kan?
Dan pasti udah pada mafhum bahwa menjaga keikhlasan itu gak Cuma di awal aja. Bahwa syaithan selalu punya cara-cara yang “kreatif” buat mengubah keikhlasan amal menjadi amalan-amalan sampah di mata Allah. Maka (sangat penting) menjaga Allah ada dalam urutan pertama dan utama motivasi beramal kita. Di awal, di tengah, di akhir, dan sampai kapanpun!

Kenapa saya bilang sampai kapanpun?
Nah ini nih yang sering kita lupa. Bahwa terkadang, kita (dengan sadar atopun tidak) mengingat-ingat amal terdahulu, padahal kalau kata Aa Gym, ilmu ikhlas itu sesimpel kita ikhlas mengeluarkan hajat dibelakang (baca : BAB).. hehe.. afwan afwan.. gak nemuin kalimat yang pas dan baik untuk istilah ini.

Intinya dalam berniat, adalah bagaimana kita bisa melupakan sampai selupa-lupanya bahwa kita pernah beramal (terutama amal yg gedhe2),
Ini sebagai bentuk penjagaan saja,
Tapi, tetap donk ya, meski kita lupa, berharap bahwa amal kita tercatat indah di kitab akhirat kita, bahwa kita (sukses) menjaga Allah dalam amalan kita J

Duhai qolbu,,
Lillah.. lillah..

#menampar diri

Syukur itu bernama Ujub..


Pernahkah merasa bangga? Bahwa kesuksesan yang kita peroleh, bahwa kemudahan yang kita dapatkan dalam setiap perkara adalah karena do’a dan ikhtiar kita?

Hmm,, agaknya perlu mendengarkan kalimat indah dan jleb di bawah ini :

“belum tentu kemudahan yang kita dapatkan dalam suatu urusan adalah karena do’a-do’a panjang kita, siapa tau, justru do’a kitalah yang sebenarnya tak sampai pada Allah. Allah beri kemudahan pada kita, karena berkat do’a orang2 yang ada disekitar kita, yang kita tak tahu sebanyak apa mereka dan sekhusyuk apa mereka mendo’akan kebaikan pada kita”

#jlebb

Ternyata, dalam bentuk kesyukuran pun terkadang terselip sifat ujub,,
Dan ahh,, ya, inilah sang perusak itu!
Bahwa syaithan, tak akan pernah jengah untuk terus mengganggu amalan kita.


Betapa indah rencana Allah..
Dan kemarin, Allah sedang menamparku,
menampar kesombongan yang mungkin terselip dalam setiap amalku,
dalam setiap syukur yang kupanjatkan.

Allah,
Betapa Engkau mendidik ku disaat yang paling tepat, hingga jatuh kesadaran ini pada qalbu yang paling dalam,, dalam, dannnnn jlleeebbb..

Duhai hati, dimanakah dirimu?
Ittaqullah.. ittaqullah.. ittaqullah,..





Sabtu, 05 Januari 2013

Saatnya Berdamai..

Kesabaran itu..
Semangat itu,,
Masih tersemat dalam hati,

Bukan tak mungkin,
Esok,
Lusa,
Atau kapanpun,
Allah akan menghadirkannya untukmu,
Sesuatu yang kau impikan,

Hanya perlu berlatih,
Berdamai dengan kondisi,
Berdamai dengan ketentuan Nya,
Kemudian..
Kelak,,
 kau akan temukan betapa sknario Nya tak akan pernah merugikan siapapun,
yaa.. siapapun!!
Bi’idznillah..
insyaAllah..



semangat mil,
tak akan lama lagi,
toga itu,
kebahagiaan yang membuncah itu,
untuk siapa?
bismillah :’)

 s