Kamis, 26 September 2013

Apa yang kita sebut DEWASA??

benar adanya, bahwa begitulah manusia..
umur belum jadi penentu kedewasaan berfikir, bersikap dan juga bertingkah.
tapi pengalaman, dan kehebatannya dalam merangkul titian hikmah di dalamnya.
semakin berpengalaman, semakin cakap ia dalam menentukan pilihan2, dalam membuat solusi2.
maka, jangan salahkan umur,, sebab fitrahnya memang akan terus bertambah (angka) dan berkurang (jatah hidup), tapi berusahalah dewasa tanpa melihat status usia. ---> meski smakin berumur semakin bnyak makan asam garam

*begitu kiranya menurut saya <--- diskusi yg ckup mendewasakan cara berfikir

Nasihat Bijak dan (Jlebb)

Ibu Imam Al-Tsauri pernah menyampaikan kepada Al-Tsauri kecil,
”Wahai putraku, carilah ilmu dan aku akan mencukupimu dengan rajutanku. Wahai anakku, jika engkau telah mampu menulis sepuluh huruf maka lihatlah dirimu. Apakah bertambah baik cara berjalan, kelembutan dan ketenanganmu? Jika tidak, maka ketahuilah sesungguhnya ilmu itu tidak memberi manfaat padamu.”
*secangkirmakna

bikin #makjlebb, ---> "Jika tidak, maka ketahuilah sesungguhnya ilmu itu tidak memberi manfaat padamu"
kalau dipikir2, kita dapet ilmu dari saat kita kecil hingga sekarang, tapi, berapa banyak ilmu2 itu yg membekas dalam hidup kita?? dalam akhlak kita??

ya, selalu berbeda antara tahu dan juga faham, selalu berbeda bekasnya..

Senin, 23 September 2013

Se-S.A.D.A.R


kadang kebaikan yang Allah berikan pada hidup kita juga ada pada pemberian pilihan-pilihan yang secara tidak sadar telah kita genggam: ayah ibu kita, teman-teman kita, hingga kepercayaan--faith yang kita punya. kesemuanya yang membentuk lingkaran ritmik kehidupan kita menjadi--kadang kala, kehilangan makna kesadarannya.

kita hidup sebagai seorang muslim, maka kita shalat, kita puasa, kita zakat, kita berhaji. rutinitas yang membentuk alam bawah sadar yang sistemik, hingga kita lupa untuk apa sebenarnya itu semua.

maka saya tersentak jika sesekali Allah beri pelajaran berupa kehadiran orang-orang unik, yang mencintai Islam dengan proses sadar untuk belajar mencintainya, meski dengan merangkak, tertatih, dan sesekali terjatuh. kemudian secara sadar masuk ke barisan ini, kemudian mencintainya pula. kemudian secara sadar berpeluh dan babak belur di jalan ini, kemudian mencintainya pula..

Jumat, 13 September 2013

SepTemBer


September pilu..
Kau tahu pilu?
Dia yang selalu menyayat nyayat memoriku,
Memaksa memeriksa kain-kain perca dahulu,

Pilu itu bernama kamu,
Pilu itu dirimu,
Pilu itu dahulu,

Tapi tidak,
Tidak kali ini, tidak lain kali, tidak esok lusa,
Pilu akan ku titipkan pada angin,
Biar angin yang membawanya pergi,
Biar angin yang mengembalikannya padamu,

haha.. dan aku tertawa melihatmu pergi
tak perlu balik lagi
terimakasiii..
 Harap tak ada yang tersisa tentangmu..

Selasa, 10 September 2013

Are You my True Love??


Masyarakat di belahan bumi manapun, saat ini telah dibuai oleh oleh istilah ‘cinta sejati’ dan juga ‘cinta suci’. Untuk itu, mereka berduyun-duyun mempersiapkan diri untuk merayakan satu hari yang mereka anggap ‘hari cinta’. Tahukan hari apa itu? Yuph.. valentine Day atau orang biasa menyebutnya dengan V-Day.
Nah, dikesempatan kali ini, kita gak bakalan membahas bagaimana sejarah V-day itu. Coz kita yakin kok, kalau teman-teman udah pada ngeh dengan sejarah valentine. Iya khaan?? ^^
Sekarang, saatnyalah kita belajar tentang ‘apa itu cinta’. Adakah yang namanya ‘cinta sejati dan cinta suci’ itu?.
So, cekidot..
Seorang peneliti dari Researchers at National Autonomous University of Mexico mengungkapkan hasil risetnya yang begitu mengejutkan. Menurutnya: Sebuah hubungan cinta pasti akan menemukan titik jenuh, bukan cuman faktor bosen aja. Tapi karena kandungan kimia di otak yang mengaktifkan rasa cinta itu telah habis. (ckckckckck..)
Rasa tergila-gila dan cinta pada seseorang gak bakal bertahan lebih dari 4 tahun. Kalo 4 tahun itu udah habis, maka cinta kan sirna dan yang tersisa tinggal dorongan seks, bukan cinta yang murni lagi. (ngeri juga ya guys..)

Jumat, 06 September 2013

CUKUP .. itu saja..


Sungguh,
Terkagum-kagum mendengarnya,
Sesosok yang rela jalan kaki hanya demi seteguk air  gratis di sebuah masjid karena tak ada sepeserpun uang dalam kantongnya untuk membeli air.
Sebab, memang.. berhutang adalah perkara harga diri !!

Sungguh,
Terkagum-kagum mendengarnya,
Sesosok yang dengan begitu polosnya, berdo’a.. memohon rizki yang memang dia butuhkan kala itu, 500ribu rupiah. Dan Allah pun mengabulkannya lewat hasil usaha rotinya. Keuntungannya, pas 500ribu rupiah.

Hingga pernah ada seloroh dari mulut teman, “Mas, kok mintanya Cuma 500ribu?? Kenapa gak minta lebih dari itu?, hehe..”,
Dengan polosnya dia menjawab, “ Oya ya? Kenapa ya? Karena saya memang butuh 500ribu saja,, hehehe.. “

Ahh, betapa saya merasa di tampar oleh Allah melalui sosok lelaki itu..
Betapa dia tak muluk-muluk, begitu sederhana, dan teguh,
Kesyukurannya..
Aah ya.. aku blajar syukur dan makna cukup darinya. Bahwa kualitas syukurlah yang menghantarkan kita pada kenikmatan atas seberapapun karunia yang Allah limpahkan. Berapapun,,
Dan begitu mungkin, pada akhirnya, Allah cukupkan ia.. cukup, tidak lebih, tidak kurang.
Bahagianya..

Dan saya.. MALU.. S.A.N.G.A.T MALU..
Betapa kurang bersyukurnya saya..
Betapa sering mengeluhnya saya..

*naahh,, terbuktilah saya,, masih belum bersyukur dengan benar..
Padahal nyata-nyata, Allah karuniakan nikmat rizki ini.. Istighfar sebanyaknya Miiill.. astaghfirullah..

Rabu, 04 September 2013

Untuk Ayah, untuk mamah


‘ala kulli haal.. alhamdulillah ya Rabb..
Pada akhirnya, ku rasai juga,,
Mengenakan toga,, mengambil ijasah yang dibersamai orang tua pada saat upacara wisuda itu rasanyaa.. meleleh..

Barsyukur sangat pada Allah, kalau bukan karena kemurahan atas sabar yg di karuniakan.. atas kuat dan mampu yang dilimpahkan,, atas ijabah dari do’a keluarga dan  orang2 sekitar,
Mungkin tak kan sabar dan mampu diri menjalani proses 1 tahun bersama skripsi..

Ah, memang terlalu besar rizki dan karunia Nya ketimbang keluhan2 kecil yg sering saya besar-besarkan.. faghfirlii.. faghfirlii..

Toga ini untuk Ayah, untuk Mamah..
Terimakasih sudah bersabar menanti, memberi dukungan yang tiada putus, dan bersabar mengeluarkan segenap daya dan energi untuk menghantarkan anakmu ini hingga dapat mengecap sekolah di perguruan tinggi..
Meski tak cukup memang.. sangat tak cukup untuk membalas segala pengorbanan mereka.
Ana uhibbukum fillah, lillah,, :’)