Berada di pihak tertolak
memang menyakitkan..
Tapi lebih
menyakitkan lagi adalah ada di pihak penolak..
Bagaimana tidak,
sebab si penolak harus bergelut dengan begitu banyak timbang dan tanya.. juga
tentu, sebelum ia katakan penolakannya, maka ia perlu menguras segitu banyak
berani hingga pada akhirnya penolakkan itu tertuang dalam lisan..
Butuh proses lama..
Tentu, bukan sekedar
tolak-menolak yang beralas tak suka, tak mau, dan tak ingin..