Sudah sering sebenarnya,
Allah persaksikan peristiwa demi peristiwa, fenomena demi fenomena atau
lintasan demi lintasan dalam kehidupan. Baik itu sama (secara hikmah) ataupun
berbeda.
Tapi begitulah
manusia, terkadang yang Allah hadirkan untuk sekedar menambah ‘rasa’ dan ‘ilmu’
ditiap harinya, berlalu begitu saja tanpa berbekas.
Sama halnya
seperti kamis kemarin, rasanya Allah baru saja memperlihatkanku sebuah kisah
pengorbanan. Padahal, mungkin sebenarnya Allah pernah berkali-kali
memperlihatkannya kepadaku. Tapi, karena bebalnya hati, butuh di sentil
berkali-kali hingga kemudian merasakan bekasnya. Duh Rabbi,, faghfirlii.. :’(
Ceritanya, kamis
kemarin ketika ada tugas dari kantor untuk menjemput tabung peduli di sebuah TK
IT di kawasan Genuk.. butuh waktu tempuh sekitar 1 jam dari kantor untuk sampai
di TK tersebut. Mulai dari perjalanannya saja, sudah membuatku takjub. Subhanallah,,
Terlebih ketika
kemudian bertemu dengan sosok wanita bersahaja, pengasuh dan pendiri TK IT
tersebut. Melihat beliau menangani anak-anak kecil yang tak sedikit jumlahnya
dengan penuh ketenangan dan kedewasaan akhlak. Melihat betapa anak-anak itu
seperti tersihir dengan lisan lembutnya yang kemudian begitu taat mencerna
perintah-perintah halus yang mendewasakan. Waaaa... rasanya seperti
dipertontonkan tentang parenting secara langsung. Gratiss... begitu yaa,
ternyata hanya butuh ketenangan dan kelembutan dalam mengajarkan akhlak pada si
kecil. Bukan dengan gertakkan dan hardikkan.. J
Selanjutnya,
inilah yang membuatku takjub.. dengan perjuangan keras, beliau mendirikkan TK
dengan konsep islami di daerah kristenisasi. Hujatan demi hujatan, hinaan dan
sangkaan buruk masyarakat terhadap kehadirian beliau dan suami tak sedikit di
dapatkan. Betapa dengan kebesaran hati dan kesabaran menghadapi sambutan ‘tak
bersahabat’ dari masyarakat sekitar, beliau mampu mempertahankan keberadaan TK
hingga tahun ke 3 ini.. Allahu akbar..
Dan tentu,, bukan
karena profit oriented beliau mendirikannya..
Satu hal yang
kudapatkan, anak-anak adalah ladang
dakwah yang harus diselamatkan.. sebab dari sinilah pembentukkan kepribadian
itu dimulai.
Ya Rabb,, iri
sungguh.. iri rasanya dengan pasangan itu, yang dengan tangan mereka sendiri,
ladang dakwah itu terbuka akhirnya.
Keluarga imrpian_
:’)
Allah,
terimakasih untuk pelajaran ini..
Berbekas, sungguh
berbekas..
Dan semakin
faham,, justru visi kelangitan inilah yang memperkokoh bangunan keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar