Ini essai yang gagal muat.. haha..
di buang sayang.
tapi semoga sedikit punya manfaat.
***
Potret
Masyarakat Kita
Keluarga adalah puzzle terkecil dalam bangunan
masyarakat. Maka, keluarga menjadi perhatian penting dalam menciptakan
masyarakat yang sehat dan sejahtera. Terbukti, betapa banyak program yang telah
dilaksanakan dan dana pemerintah yang terkucurkan untuk menciptakan ketahanan bangsa
melalui ketahanan keluarga. Bisa kita tengok, bagaimana Badan Kesejahteraan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berusaha dengan semaksimal mungkin untuk
mewujudkan kesejahteraan bangsa melalui prorgam-program ketahanan keluarga yang
digalakkan seperti bina keluarga lansia, bina keluarga remaja, dan bina
keluarga balita.
Di sisi lain, kita
tengah di pertontonkan tentang carut marutnya kondisi bangsa melalui
tontonan-tontonan yang tidak mendidik, kriminalitas justru menjadi menu
sehari-hari berita yang disajikan, dan tentang kenakalan remaja yang hingga
kini selalu menghantui masyarakat. Sedikit sekali, kemudian kita jumpai berita
membanggakan yang di raih oleh anak negeri. Kalaupun ada, entahlah, menarik
atau tidak untuk diliput.
Segala kondisi yang tercipta
saat ini, di negeri kita, tentang kisah perebutan kekuasaan, tentang korupsi
yang tak kunjung usai diberantas, tentang penyakit sosial dan segala kejahatan
yang merajalela. Ini adalah wujud dari peran perempuan yang telah di hancurkan.
Maka, keparahan yang mendasar adalah ketika integritas perempuan hancur dan
menyebabkan hancurnya pula sendi sosial kemasyarakatan.
Perempuan
dulu, kini dan nanti
Perempuan, baik dulu
ataupun saat ini, selalu menjadi sosok yang istimewa untuk diperbincangkan.
Dahulu, ketika jahiliah menjadi gaya hidup manusia, perempuan menjadi topik
yang istimewa untuk segera dieksekusi baik di kubur hidup-hidup, di lecehkan,
dan atau di rendahkan dengan perlakuan yang tak manusiawi. Begitu juga kini, perempuan
tetap istimewa untuk di perbincangkan baik dengan konsep kesetaraan gender yang
menurut aktivisnya adalah guna mengangkat harkat dan martabat perempuan di
dunia ini, ataupun konsep-konsep perlindungan perempuan korban kekerasan. Maka,
tidak mengherankan, bahwa memecahkan persoalan tentang kaum hawa, perlu
mekanisme dan cara-cara tersendiri dan khusus. Begitulah, hawa selalu menarik
dan istimewa, hingga masa pun tak pernah bisa kehabisan topik untuk
membahasnya. Dulu, kini, juga nanti.
Hawa,
saka Guru Peradaban
Ibu adalah komponen
terpenting dalam ketahanan keluarga. Dikatakan terpenting, karena posisi ibu
adalah ujung tombak pembinaan dalam sebuah keluarga. Maka amal kebaikan menurut
Al Qur’aan dan sunnah yang ada pada diri ibu, adalah modal besar untuk membangun
kebahagiaan dan ketahanan keluarga. Ibu, akan menjadi madrasah pertama bagi
putra-putrinya, lalu membentuk mereka menjadi bagian dari keshalihan
masyarakat. Maka menjadi ibu, berarti sepaket dengan kefahaman akan proses
mengkader untuk menciptakan generasi shalih berikutnya yang akan memikul
tanggungjawab-tanggungjawab kemanusiaan.
Hal tersebut di atas,
membuktikan bahwa perempuan diletakkan pada posisi yang begitu mulia oleh
islam. Allah justru mengamanahkan kaum hawa untuk melahirkan manusia-manusia
terbaik. Oleh sebab itu,
Perempuan memiliki kesempatan besar
sebagai pengkader generasi, melalui tangannya dapat melahirkan manusia-manusia
terbaik. Tidak diragukan lagi bahwa Islam menempatkan para kaum hawa ini pada
posisi yang sangat mulia. Kemulian perempuan terletak pada perilakunya dan
sekaligus cerminan kemajuan suatu bangsa.
Sebagai anggota masyarakat, umumnya
perempuan berada di dalam pusaran perang budaya. Mereka dipandang sebagai
pengemban dan pengelola tradisi suatu bangsa serta nilai-nilai keluarga.
Perempuan dalam entitas keluarga merupakan benteng terakhir yang sangat
vital dalam upaya melawan hantaman dan dominasi budaya merusak.
Di
Belakang, So What??
Perempuan muslim memiliki peranan
penting dalam upaya mempertahankan identitas Islam dalam keluarga dan juga
masyarakat secara keseluruhan. Masyarakat yang sehat bisa dicapai jika
perempuannya sadar dimana posisi yang tepat bagi mereka. Posisi utama perempuan
adalah sebagai pendidik generasi muda. Ibu yang cerdas dan beriman, mengetahui
akan tugas mulia yang diembannya guna melahirkan generasi-generasi tangguh yang
siap merubah realitas buruk menjadi baik. Bukan sebaliknya, terseret dalam
realitas buruk yang menyedihkan.
Kemudian Islam memerintahkan kaum
perempuan untuk melakukan aktivitas yang luar biasa dalam menjaga masyarakat,
yakni sebagai ibu rumah tangga (ummun wa rabbatul bayt). Mendidik
putra-putri mereka dan menguatkan suami mereka dalam mengemban Islam. Peran ini
akan menjaga bangunan institusi keluarga dengan kokoh sebagai unit kecil dari
bangunan masyarakat secara keseluruhan. Keluarga adalah sel-sel dari bangunan
besarnya. Jika sel-sel ini sehat maka sehat pula masyarakatnya.
Opini negatif terhadap perempuan sebagai
manusia kelas dua, bukanlah muncul dengan sendirinya. Ada upaya ‘penghancuran’ yang
sengaja dilakukan oleh musuh-musuh Islam. Bahkan terkadang berasal dari
kalangan kaum muslim sendiri, baik secara sadar atau tidak. Telah menjadi juru
bicara dalam menyampaikan ide merusak tersebut. Senjata utama penghancuran ini
adalah malalui aspek pemikiran. Ide ini danggap cukup mampu untuk meracuni
generasi muslim untuk menjauh dari agamanya.
Keberhasilan suatu bangsa salah satunya
ditentukan oleh perempuan. Perempuan mempunyai andil besar dalam membentuk
sebuah keluarga yang bermartabat. Lebih dari itu, perempuan juga mempunyai
andil besar dalam kegiatan penanggulangan kemiskinan melalui pemberdayaan
masyarakat dan kelompok. Salah satu buktinya, bahwa perempuan mampu
meningkatkan kesejahteraan keluarganya dengan melakukan kegiatan usaha produktif
rumah tangga.
*Mila Rizki Solihatunnisa
MQ, 16 April 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar