Yeah..
Perkara meminta maaf mungkin adalah
perkara yang cukup rumit bagi kebanyakan orang. Kenapa oh kenapa??
Padahal, sepertinya simpel..
Tinggal bilang, “Maaf ya bla bla
bla dzig dzig bla bla...”
Iya kan? Simpel banget ituh. Setiap
yang bernyawa pasti bisa mengatakannya, entah dengan gaya bicaranya atau
gesture tubuhnya.
Tapi, ya gitu..
Kadang manusia egois, suka menang
sendiri. Maunya di mintai maaf, dan dengan sangat tidakmanusiawi, berlagak
pongah sok kepinteran dan sok mulia, dikira “maaf” adalah barang yang sangat
berharga dan tidak untuk diperjualbelikan (?). Nah kan? Jadi rumit kalau udah
bersinggungan sama yang namanya egoisme.
Bisa jadi, meminta maaf adalah
perkara yang *bisa di bilang* “rendah”. Whatt???
Hmm.. kalau boleh saya kasih
bocoran, terkadang semakin tinggi jabatan seorang bocah (?), maka makin sulit
untuk meminta maaf. Tidak semua sih, tapi adalah, manusia yang masuk ke dalam
klasifikasi di atas. Bocah (?) macam begini, akan lebih sibuk mencari pembelaan
diri dari pada mengevaluasi diri. Mereka menganggap, sepertinya mengatakan “maafkan
saya ya” adalah hal yang akan membuat dirinya jatuh ke lubang buaya, terus di
makan elang dan di terbangkan hingga pada akhirnya di damparkan dengan tidak
terhormat ke comberan. (oh pliss,, buruk sekali imajinasi saya, ckckckck
*istighfarmil*).
Tadi sampai mana?? *jebreeett
@#%#@^&
Its Ok beb.. mari kita bahas lagi..
So, ini penting untuk di perhatikan
anak-anak. *lagak guru PlayGroup
Sangat-anak-penting-anak-di-perhatikan-untuk
!!
Ya, namanya meminta maaf, kan
seperti sedang mengais-ngais maaf pada manusia. Tapi, sini saya kasih tau,
syarat ampunan Allah atas dosa yang timbul karena gesekan di antara benda tajam
*baca : lidah* milik manusia adalah saling memaafkan. Kalau masing-masing udah
ridho, insyaAllah, Allah membuka lebar pintu maaf Nya. Makanya, jangan
main-main. Trust me, its hard work :D
Tuh kan, begitulah..
Seperti pantun di samping ini :
empat kali empat sama dengan enam belaf, sempat tidak sempat harus minta maaf.
Jadi, JADI, jaadiiii....
Ayolah, kita budayakan meminta
Maaf. gak Cuma pas mau lebaran aja. Dan gak Cuma memafkan aja
*emanglupikirkagakpunyedosa? Hem??
Dan oh ya, saya lupa kasih tau,
meminta maaf juga erat sangat kaitannya sama JUJUR. Do you know jujur?? itu lho, jujur kacang ijo, jujur ayam, jujur
sumsum *pliiss milll #$^%pletaaakkk -___-
Iye, kalau udah jujur sama diri
sendiri, pasti ngerti mana itu kesalahan yang di buat mana yang memang bukan. Pada
akhirnya, jujur lah yang mengantarkan pada tindakan selanjutnya, “maafin aye yee”.
Udah ah,, kayaknya udah
kepanjangan ini catatan si non.
Pada intinya, *prasaan dari tadi
gak kelar-kelar*, percayalah.. meminta maaf tidak akan membuat rugi, tapi,
justru akan membuatmu semakin mulia di hadapan manusia. Pada awalnya sulit,
tapi kalau sudah mendarah daging, akan terasa lebih nikmat.. #eeeaaa plok plok
plok.. makasi makasi makasi :D :D
d'last.. forgive me ya kawan-kawan.. *dengan mata berkaca-kaca