Mungkin,
sejak pertama kali saya mengenal benda dalam kosa kata baru bernama
‘k-l-a-k-s-o-n’, sejak itu pula saya tahu apa dan bagaimana fungsi dari benda
itu. Maka, dengan berat hati saya harus mengatakan, sesaat otak saya mengalami
penolakan hebat akan keberadaannya. *maaf ya klakson, bukan salah bunda
mengandung.
Tapi,
sejujurnya, saya tidak tahu, yang tadi kan hanya kemungkinan, hanya
probabilitas dari sekian banyak faktor yang bisa menjawab pertanyaan dalam
benak saya, “sejak kapan kau membenci klakson Mil?”.
*pentingya??
Hem??
Dalam
sebuah romantika perjalanan, dan ah ya, saya sangat menyenangi romantisme ini..
saking sukanya dengan kondisi ini, hingga kemudian mengantarkan saya pada
kondisi dimana saya menjadi tidak sadarkan diri *alibi.. bilang aja lu tidur
mil.. haha -_-
Mari
kita kembali ke jalan yang lurus.
Betewe,
ngomong-ngomong tentang suara klakson, *trriiinng.. AHA.. tetiba ada bohlam ramah
lingkungan dengan kekuatan 5 watt menyala di atas kepala saya*, dan dengan
semena-mena, saya menganggap betapa kerennya saya, dapat membayangkan sebuah
solusi jitu, “bisakah suara klakson di modifikasi?” Biar suaranya menjadi merdu
dan tidak seperti –maaf- kucing kejempet.. haha.. nyariiinng nya bikin kagak
nahan woooii.
Jadi
begini, bisakah suara klakson di modifikasi menjadi bunyi-bunyian yang
menenangkan hati? *halaah*, Contohnya, instrumental *ya, gak usah panjang2,
cukup reff nya aja
Saya
selalu optimis, ada orang di luar sana yang punya impian sama dengan saya, yang
mempunyai kemampuan lebih tentang ke-otomotif-an dan kemudian berani untuk
menciptakan hal baru ini. Waahh,, betapa damainya dunia ini dari suara-suara
bising yang memekakkan telinga. :D
Dan
heiy, anda, anda, dan anda *nunjuk idung* yang baca catatan ini, belajarlah
untuk ramah menggunakan klakson. (Saya juga). Tidak seenaknya menggunakan untuk
hal-hal di luar kepentingannya. Apalagi, klakson akan terdengar mendunia ketika
berada di jalanan macet dan lampu ‘abang ijo’. Emang dikira kita bakal seharian
diem di posisi itu? Aah, terkadang saking malesnya saya dengan klakson, saya
lebih suka membunyikan suara saya *yang agak-agak cempreng kayak piring
klontangan* dengan “permisi, permisi, tin tin tiiiiiinn”. Hahaha.. semoga
sedikit bisa menggantikan suara klakson yang suaranya kurang kece badaii. Brisik.
Dan bikin snewen di jalanan. ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar