Menjadi ‘kakak’ dalam
lingkaran mereka memang tak semudah membalik telapak tangan,
Memang,, semuanya akan
serasa karma. Mengembalikkan pada polah kita pula pada posisi yang dibina. Tak
berbeda nyatanya, karena begitulah tarbiyah mengenalkan kita pada roda
pembinaan. Menjadi yang dibina, dan menjadi Pembina. Posisi kakak inilah yang
memerlukan skill yang tak sedikit. Pemaham, pengerti, pendidik, dan pengarah.
Maka, menerima amanah itu layaknya menerima sebuah paket tanggungjawab
dikemudian hari. Tanggung jawab untuk menghadirkan cinta, tanggung jawab untuk
melayangkan sesungging senyum semangat, pastinya, tanggung jawab untuk menanam,
memelihara dan menuai.
Uniknya, menjadi
‘kakak’ dalam posisi ini adalah pembelajaran luar biasa. Merasakan betapa Allah
memiliki rencana yang sebegitu detailnya untuk kita. Seakan, kita justru
diseret pada hal yang kita hindari. Ini tarbiyah juga,, tak hanya bagi mereka,
tapi justru banyak pada kita – ‘kakaknya’
dan,, bagaikan cermin
kondisi, mereka layaknya kita,
nakalnya, susahnya,
sedihnya, dan harunya,
ah,, merasa bersalah
sekali akan pertemuan demi pertemuan yang tanpa ruh itu,
mungkin ini
penyebabnya,
sebab kenapa kau pun
menjauh dik,
mungkin bukan lebih
banyak pada kenapamu,
tapi kenapaku,,
ahh dik,
maafkan mbak..
semoga masih ada
kesempatan untuk menghadirkan muntijah itu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar