Senin, 11 November 2013

(tentang) sonklak



Mungkin, sejak pertama kali saya mengenal benda dalam kosa kata baru bernama ‘k-l-a-k-s-o-n’, sejak itu pula saya tahu apa dan bagaimana fungsi dari benda itu. Maka, dengan berat hati saya harus mengatakan, sesaat otak saya mengalami penolakan hebat akan keberadaannya. *maaf ya klakson, bukan salah bunda mengandung.

Tapi, sejujurnya, saya tidak tahu, yang tadi kan hanya kemungkinan, hanya probabilitas dari sekian banyak faktor yang bisa menjawab pertanyaan dalam benak saya, “sejak kapan kau membenci klakson Mil?”.
*pentingya?? Hem??

Dalam sebuah romantika perjalanan, dan ah ya, saya sangat menyenangi romantisme ini.. saking sukanya dengan kondisi ini, hingga kemudian mengantarkan saya pada kondisi dimana saya menjadi tidak sadarkan diri *alibi.. bilang aja lu tidur mil.. haha -_-

Mari kita kembali ke jalan yang lurus.

Betewe, ngomong-ngomong tentang suara klakson, *trriiinng.. AHA.. tetiba ada bohlam ramah lingkungan dengan kekuatan 5 watt menyala di atas kepala saya*, dan dengan semena-mena, saya menganggap betapa kerennya saya, dapat membayangkan sebuah solusi jitu, “bisakah suara klakson di modifikasi?” Biar suaranya menjadi merdu dan tidak seperti –maaf- kucing kejempet.. haha.. nyariiinng nya bikin kagak nahan woooii.

Jadi begini, bisakah suara klakson di modifikasi menjadi bunyi-bunyian yang menenangkan hati? *halaah*, Contohnya, instrumental *ya, gak usah panjang2, cukup reff nya aja

Saya selalu optimis, ada orang di luar sana yang punya impian sama dengan saya, yang mempunyai kemampuan lebih tentang ke-otomotif-an dan kemudian berani untuk menciptakan hal baru ini. Waahh,, betapa damainya dunia ini dari suara-suara bising yang memekakkan telinga. :D

Dan heiy, anda, anda, dan anda *nunjuk idung* yang baca catatan ini, belajarlah untuk ramah menggunakan klakson. (Saya juga). Tidak seenaknya menggunakan untuk hal-hal di luar kepentingannya. Apalagi, klakson akan terdengar mendunia ketika berada di jalanan macet dan lampu ‘abang ijo’. Emang dikira kita bakal seharian diem di posisi itu? Aah, terkadang saking malesnya saya dengan klakson, saya lebih suka membunyikan suara saya *yang agak-agak cempreng kayak piring klontangan* dengan “permisi, permisi, tin tin tiiiiiinn”. Hahaha.. semoga sedikit bisa menggantikan suara klakson yang suaranya kurang kece badaii. Brisik. Dan bikin snewen di jalanan. ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar